Buku-Buku Rumah Puspa

Berikut ini beberapa buku yang pernah ditulis oleh Rumah Puspa.

Psikologi Perkembangan Anak

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Berpura-pura Berbuat Baik

Pagi ini seorang sahabat mengeluh karena Bundanya banyak mengomel dan mengeluh karena pendengaran berkurang, penglihatan menjadi kabur, dan merasa pikun. Semakin di hibur, semakin marahlah Bundanya. Ppadahal sahabatku mengatakan, dia juga bukan orang yang sabar. Dia bisa naik darah, lalu bagaimana puasanya?

Ah, setengah termenung, kepalan kuketuk-ketuk kemulut. Apa yang harus kukatakan. Kadang keharusan bertentangan dengan kejujuran. Jika melihat dari pengetahuan, aku bisa saja menasihati sahabatku dengan mengambil apa saja: buku sakti, ayat Qur'an atau apapun untuk membuat pembenaran mengenai Surga itu ada di telapak kaki Ibu. Namun, aku sendiri bukanlah orang shaleh. Sering aku masih memendam protes atau bahkan menyangkal bundaku sendiri. Padahal sudah jelas: Ah saja tidak boleh dilakukan, apalagi memprotes dengan cara yang menyakitkan.

Iseng aku meraih buku yang diberikan guruku: The Art of Enjoying Life. Tiba di halaman 2 aku menemukan cerita menarik. Ini cerita yang sudah lama sekali, tapi hari ini aku tersentuh membacanya. Tersebutlah seorang menantu dan selalu bertengkar dengan mertuanya. Saking putus asanya sang menantu lalu pergi ketoko obat untuk mencari racun untuk membunuh ibu mertuanya. Sang pemilik toko berfikir sejenak lalu ia berkata "Baiklah akan saya berikan racun dengan dosis ringan. Agar kematian tidak terjadi tiba-tiba. Namun supaya tidak ketahuan, selama proses 'peracunan' ini, anda harus 'berpura-pura' baik pada ibu mertua anda, lakukan hal itu sepenuh hati.

Pendek kata sang Menantu setuju dan mulailah ia 'berpura-pura'. Pura-pura lebih sabar terhadap mertuanya, pura-pura lebih banyak tersenyum, pura-pura lebih sopan, pura-pura melakukan hal-hal yang bisa mengambil hati ibu mertuanya: mempelajari masakan kesukaan ibu mertua, bahkan mati-matian mengoreksi perkatan dan perbuatan yang kiranya bisa membuat ibu mertuanya tersinggung.

Hari berganti, sang Menantu tiba-tiba merasa ia tidak lagi berpura-pura, ia 'jatuh hati' benar-benar pada ibu Mertuanya. Ia pun mendatangi tukang obat dan meminta racun penawar agar ibu mertuanya panjang umur, karena sekarang Ibu Mertuanya sangat sayang padanya. Dan apa kata penjual obat? "Ibu tidak usah khawatir, yang saya berikan adalah vitamin. Racun yang sebenarnya ada di hati ibu sendiri sehingga mempengaruhi fikiran dan akhirnya meracuni perilaku Ibu. Sekarang Ibu sudah belajar bahwa mengubah perilaku diri dengan sendirinya merubah fikiran Ibu".

Yang dilakukan tukang obat itu jelas merupakan suatu proses membolak-balik makna. Fikiran mempengaruhi cara berfikir dan akhirnya mempengaruhi perilaku. Jika perilaku di rubah, maka akan mengubah cara berfikir dan merubah konsep dalam fikiran itu sendiri.

Ah sejenak saya membayangkan, bagaimana kalau kepura-puraan itu saya bawa kemana-mana. Jika sedang marah, saya akan berpura-pura sangat sayang, sehingga saya mulai memikirkan sisi-sisi positif, bagaimana mengambil hati orang yang ingin saya marahi, dan saya harus mati-matian mengoreksi perkataan dan perbuatan yang sekiranya akan menyinggung. Ah... andaikan itu terjadi. Subhanallah.. aku harus lebih berhati-hati dengan proses berfikirku, sebab itu akan menjadi program dalam keseharianku, dan aku harus berhati-hati dalam perilakuku karena itu akan mempengaruhi program dalam fikiran dan perasaanku.

Ya Allah, aku sangat lemah. Jika tidak Engkau kuatkan, mana bisa aku melakukan semua ini.

By : Endah Kurniadarmi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Psikologi Kognitif dan Optimisme

Katanya psikologi adalah ilmu yang mempelajari batin kita, namun apakah yang membentuk batin itu? Fikiran-perasaan-fisik yang kita miliki? Tentu saja, seluruh hal di dalam diri kita laksana Three musketiers-3 dalam satu, nggak nyaman salah satu, yang lain akan terganggu.

Salah satu yang membentuk batin kita yaitu fikiran, ternyata dipelajari secara khusus oleh psikologi, nama kerennnya adalah PSIKOLOGI KOGNITIF. Walaupun konon psikologi kognitif bermula karena setiap orang selalu mengedepankan kepribadian dari apa yang ia fikirkan, namun sebenarnya, jauh sebelum itu Mencius (filsuf China) mengatakan "Manusia superior tidak akan berfikiran sempit dan minta dihargai". Jadi manusia superior memang lahir karena ia berfikiran 'besar' dan otomatis ia dihargai karena 'kebesarannya'. Lalu bagaimana ia bisa besar?

Akar dari psikologi kognitif bermula ketika Gestalt mengatakan bahwa pola keseluruhan stimulus kompleks yang kita terima tidak akan sama dengan bagian-bagian stimulus yang dianalisa secara terpisah. Untuk menjelaskan hal ini ia memisalkan membuat satu lingkaran dengan empat garis,dan satu lingkaran dengan dua garis di posisi atas, garis tegak di tengah dan satu garis di posisi bawah lingkaran, sehingga membentuk gambar wajah. Keduanya memiliki unsur sama, tetapi kita tidak mendapat impresi yang sama melihat keduanya.

Konon teori Gestalt ini belum populer sebelum ada teori Ruang dari Kurt Lewin. Lewin menemukan bahwa dalam ruang kehidupan, persis seperti matematika, ada konteks vector. Jadi seseorang yang SADAR RUANG, pengambilan keputusannya sangat dipengaruhi konteks (atau ruang) dari masalahnya yang terlihat jelas namun tidak secara langsung berkaitan dengan solusi yang harus ditemukan. Orang yang kurang memiliki kesadaran ruang, pandangannya lebih rasional dan ia lebih memperhatikan informasi yang diberikan tubuhnya. Ada UNTUNG nya menjadi orang yang tidak tergantung ruang, karena ia akan lebih memilih keputusan yang tepat. Namun permasalahan tidak sesederhana itu, seringkali konteks perlu dipertimbangkan juga, jadi pada akhirnya tidak baik untuk selalu mengabaikan atau terlalu tergantung pada ruang.

Dalam konteks lintas budaya, Witkin mengatakan bahwa variable kognitif yang bernama kompleksitas kognisi sangat baik untuk memahami, menggunakan dan merasa nyaman dengan banyak aspek. Namun tidak setiap orang dapat menggunakan kognisinya secara kompleks, banyak juga orang yang lebih memilih berfikir simple dan absolute.

Dalam setiap pengalaman menggunakan kognisinya, manusia membuat skema yaitu struktur kofnitif baru agar selalu mendapatkan pola terbaik dalam memahami dunianya. Jika dua orang bertemu, mereka harus menyamakan skema agar tidak terjadi miskomunikasi. Contohnya ketika 2 orang ingin bersantai dengan makan direstoran, yang satu sedang pusing dengan pekerjaan kantor, yang lain ada hati terhadap teman santainya ini. Tentunya skema yang ada di fikiran masing-masing bisa sangat tidak relevan. Untuk satu orang misal muncul skema: bagaimana agar tampil elegan atau mengesankan dengan cara bicara anggun kepada pelayan restoran, lalu makan dengan penuh sopan santun. Ia juga memikirkan skema percakapan yang sekiranya membawa temannya pada kesamaan jiwa (misalnya 'jadian'...) nah skema ini akan rusak jika ditanggapi dengan SKRIP (skema yang sudah familiar) BISNIS misalnya. Dimana skema romantisme dilawan skema formal yang mengharapkan ada bantuan/keuntungan bisnis dalam pertemuan ini. Jika hal ini terjadi, maka tidak akan terbentuk skema baru yangsama.

Selain skema,seseorang paling senang membuat KATEGORI (menurut Piaget). Kategori ini bersifat otomatis dan universal. Seperti sebuah computer, otak kita menerima informasi jauh lebih banyak dari yang anda bayangkan. Mungkin yang kita lihat hanya secangkir teh di sebuah restoran. Tapi otak kita menerima berjuta informasi bahkan ketika kita tidak menyadari misalnya pada saat itu ada seorang teman kita lewat dan tidak menyapa, cuaca yang terjadi, berisik di luar restoran dan lain-lain. Sayangnya sebenarnya kategori ini punya dampak negatif yaitu prasangka.

Kategori selalu tergantung pada ekspektasi dan pengalaman relevan sebelumnya. Jadi seperti sebuah isian, informasi yang masuk membentuk satu rangkaian puzzle dimana sisanya kita isi sendiri. Lalu lahirlah respon. Makanya ada persepsi yang berbeda pada satu masalah yang sama, karena pola-pola kategori dan ekspektasi tiap individu berbeda.

George Kellymengatakan bahwa manusia selalu aktif untuk menginterpretasikan dan memahami dunianya, that's why, teorinya disebut teori konstruk personal. Karena berusaha mengkonstrukan apa yang diterima individu secara personal. Jadi menurut Kelly, "proses yang terjadi dalam diri seseorang ditentukan oleh bagaimana ia mengantisipasi kejadian tersebut" atau ia melihat perilaku seseorang adalah hasil dari interpretasinya terhadap keadaan dan ekspektasi yang muncul karenanya. Hebat bukan?

Sampai sini sayamerasa bahwa setiap orang bijak dapat memahami hal ini, tanpa harus belajarpsikologi secara detil. Karena ia akan mengalami sesuatu dan kemudian menjelaskan apa yang dialaminya sebagai buah kebijakannya. Namun disinilah hebatnya manusia: satu kebijakan dirangkai dengan kebijakan lain, sehingga seseorang dimasa setelah itu tidak perlu mengalami dari awal segala peristiwa, cukup belajar apa yang terjadi, dan mengembangkan dunia yang terbaik.

Kehebatan psikologi kognitif tidak hanya sampai disitu, ada yang mencengangkan dari penelitianSeligman. Katanya seseorang harus memiliki kendali atas apa yang dia alami. Itumerupakan syarat mutlak untuk tumbuh sebagai manusia. Jika tidak "dimana ia terus menerus mengalami hukuman yang tidak terhindarkan sehingga membuatnya menerima begitu saja hukuman berikutnya, yang sebenarnya bisa ia hindari" aliasTIDAK BERDAYA.

Dan tahukah anda bagaimana resolusi Seligman untuk mengatasinya? Cukup dengan memproses UNTUKMENGATASI FIKIRAN PESIMIS sehingga tidak terjadi depresi. Oooo... obatnya adalahOPTIMIS?! Menurut Seligman lagi Gaya Eksplanatori optimis atau satu susunan variabel kepribadian kognitif yang menjelaskan metode untuk menginterpretasikan kejadian dalam hidupnya SECARA OPTIMIS. Seligman mencontohkan bahwa nilai buruk bagi seorang yang optimis berarti  UMPAN BALIKyang bermanfaat, yang memberi informasi ia perlu mengganti metode belajarnya dan metode mencatatnya. Sedangkan bagi yang Gaya eksplanatori pesimis, nilai buruk berarti INKOMPETENSI (menyalahkan factor internal) atau menyalahkan factor eksternal (gurunya galak, gak enak neranginnya dll) yang mengakibatkan EKSPEKTASI SISWA tersebut turun dan gagal pada ujian berikutnya. Sedangkan pada Gaya eksplanatori opmitis (diukur menggunakan instrument yang sudah terstandarisasi) menyebutkan bahwa mereka percaya USAHA, PERBAIKAN BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR DAN DISIPLIN dapat meningkatkan nilai ujian dengan skor yang jauh lebih tinggi ketika masuk perguruan tinggi.

Namun optimism berlebihanjuga bukan tanpa efek samping. Menurut Paterson dkk, optimism berlebihan dapatmenghalangi tercapainya kesuksesan karena mereka mengabaikan atau memandangrendah masalah yang mungkin timbul.

Wah, kalau menurut saya sih, optimism yang kedua bukan optimism namanya. Karena sikap optimis bukan berarti tanpa perhitungan, optimis bukan berarti tidak waspada. Betul tidak? Ok... tanpa perlu repot-repot membaca tulisan ini:

Kesimpulannya: SELAMAT MENJAGAOPTIMISME DIRI ANDA, DAN JUGA SEBARKANLAH OPTIMISME INI PADA ORANG-ORANG YANG ANDA CINTAI, mudah-mudahan kognitif kita berkembang bagus dan tentunya menjadi manusia yang lebih bersyukur kepada Allah.

By : Endah Kurniadarmi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Keceriaan Building Inner Motivation

Kegiatan Building Inner Motivation yang merupakan salah satu cabang dari kegiatan Puspa Trainning, memang diperuntukan bagi siapa saja yang ingin membangun motivasi di dalam dirinya masing-masing agar mampu memaksimalkan  potensi yang dimiliki untuk mendapatkan hasil terbaik atas apa yang tengah ia lakukan. Termasuk juga siswa-siswa SD dan SMP yang tidak dapat dipungkiri saat ini telah mengetahui arti penting akan tanggung jawabnya di sekolah sebagai seorang murid dan di rumah sebagai seorang anak.

Berikut ini berbagai keceriaan peserta yang terekam Rumah Puspa dalam  rangkaian kegiatan Building Inner Motivation bagi siswa-siswi Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang diselenggarakan selama 2 hari 1 malam pada tanggal 1 Oktober 2009 lalu.

Peserta BIM saat di dalam tenda

Kegiatan peserta BIM di dalam tenda

Games sederhana dan permainan hoola hoop

Kegiatan api unggun dan shalat malam berjamaah

Senam pagi bersama

Kegiatan outbond




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sosialisasi Brain Sinopsis

Upaya sosialisasi tentang keberadaan dan manfaat dari Brain Sinopsis bagi masyarakat pun terus dilakukan oleh Rumah Puspa. Beberapa diantaranya dilakukan pada tanggal 3 Januari 2009 di Gedung Dinas Perhubungan dan 21 Februari 2009 di TK Smart Kids Hut Bumi Parahyangan, Bandung.

 Rumah Puspa sebagai pemateri dalam seminar di Gedung Dinas Perhubungan

Stand Brain Sinopsis sekaligus promosi Buku Sang Motivator

 Penjelasan dan sesi tanya jawab seputar Brain Sinopsis di Bumi Parahyangan, Bandung

Taking sample Brain Sinopsis


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Training Olimpiade Matematika Dunia 2010

Pada tanggal 21 Mei 2010 lalu, Rumah Puspa berkesempatan menyapa para peserta olimpiade matematika tingkat dunia tahun 2010 dalam kegiatan Building Inner Motivation.

Seperti yang kita ketahui bersama, ajang-ajang seperti ini, khususnya olimpide yang diikuti oleh pelajar Indonesia, merupakan salah satu upaya untuk membawa nama baik Indonesia ke kancah internasional.

Namun, kemampuan akademis yang dimiliki setiap peserta terkadang tidak cukup untuk membuat mereka berjuang secara maksimal tanpa diiringi motivasi lebih dari dalam diri mereka sendiri.

Oleh karna itulah, Rumah Puspa bersama dengan Dinas Pendidikan Kota Bogor dan Kelompok Pecinta Matematika berharap kegiatan ini mampu membangun motivasi mereka secara maksimal akan kemampuan diri mereka untuk berjuang membawa nama baik bangsa.





Kegiatan Trainning Olimpiade Matematika Dunia 2010

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Promosi Brain Sinopsis

Mengingat banyaknya manfaat yang dapat didapatkan dari program Brain Sinopsis, Rumah Puspa bernisiatif untuk menyebarluaskan lebih jauh dan mendalam tentang seluk beluk Brain Sinopsis kepada masyarakat.

Oleh karena itu, Rumah Puspa menyelenggarakan promosi tes sidik jari yang dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2010 lalu.

 Kegiatan promosi Brain Sinopsis

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ragam Outbond Rumah Puspa

Outdoor Community Rumah Puspa yang memiliki tujuan sebagai wadah dalam penyelanggaraan kegiatan outbond dan menjadi wadah informasi bagi pengguna jasa bagi outdoor community ini, sampai saat ini telah berhasil menyelenggarakan berbagai jenis outbond.

Peserta yang mengikuti kegiatan outbond ini beragam, mulai dari siswa taman kanak-kanak, siswa sekolah dasar, siswa sekolah menengah pertama, siswa sekolah menengah atas, kelompok pemuda, kelompok masyarakat, sampai karyawan. Begitu juga fasilitas outbond yang digunakan. Mulai dari alat sederhana sampai alat berat yang menyesuaikan kebutuhan pengguna jasa outbond.

 
 
 Kegiatan Outbond Taman Kanak-Kanak

 
 
  Beragam kegiatan outbond lainnya

Kegiatan Arung Jeram

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS